Selasa, 19 Juni 2012

JKT48Theater 2 (part 2) : Keajaiban Sumpah Cium Tembok

Postingan ini adalah lanjutan dari postingan ini . Karena gue dimention sama memberJKT48 (stella JKT48) karena gue ngasih "sesuatu" ke dia, mau gak mau, gue harus melanjutkan posting ini. Buktinya nanti ya.

===============================================================================

Tanggal 16 Juni telah tiba. Theater day 3 dimulai saat hari itu. Gue bersiap untuk pergi ke Pasaraya Grande untuk ketiga kalinya. Kali ini gak cuma gue doang. Gue bersama Jo Sky, Marcel, Hans, Sutirta, Rendy, Cynthia, dan Julio. Kami menamakan tim kami LaskarHI 48. Suatu saat tim yang terdiri dari 7 fanboy dan 1 fangirl ini akan semakin berkembang, dan dikenali oleh semua mahluk hidup, baik manusia, hewan, dan tumbuhan.

Kami memulai perjalanan kami dari sebuah bunderan yang biasanya banyak angkot ngetem (berhenti mencari penumpang). Saat angkot ngetem, kami berdelapan langsung masuk angkot. Otomatis angkotnya hampir penuh, dan gak jadi ngetem. We conquered the angkot like a boss. Angkot pun langsung membawa kami ke Terminal Pulogadung, tanpa berhenti. Dari Terminal Pulogadung pun kami naek busway juga.

Setelah sampai di Terminal Blok M, kami langsung ke Pasaraya Blok M dan langsung naik lift menuju lantai 7. Saat lift naik, kami melihat di depan ticketboxnya sambil semua berteriak

Wah sepi yaa
Setelah pintu lift terbuka, banyak orang yang lagi duduk di lantai. Ternyata rame bener, dan ticketbox belom dibuka. Kami pun langsung hening dengan muka innocent.

Sebelum ticketbox dibuka untuk orang yang telah memesan tiket via ticketbox dan email, gue iseng berkata kepada temen - temen gw (serta gw juga pernah mengatakannya di twitter sehari sebelum theater) :
Sampe tiba - tiba ada paket Stella (poster Stella bertandatangan, kipas, stiker), gue cium tembok.
Promise accepted.

Tempat penukaran tiketpun dibuka. Yang menuju kesana adalah gue (dengan 1 tiket), jo sky (2 tiket, dia dan Hans), Marcel (2 tiket, dia dan Rendy), dan Sutirta (2 tiket, dia dan Cynthia). Kok gue cuma 1? Berarti anda belom membaca postingan gue sebelumnya. Baca dulu lah -__-

Bagaimana nasib Julio? Dengan maaf sebesar-besarnya, Julio kami tinggalkan duduk terlantar di waiting list. Mau bagaimana lagi, tiket kami enggak cukup. Yasudahlah kita pasrahkan saja dia ke waiting list.

Kami (tanpa Julio) masuk, menukarkan kertas dengan tiket theater, dan masuk. Gue, Cynthia, dan Marcel juga menitipkan fanletter dan fanart buat member JKT48 :)
Mau liat fanart buatan gue? Mau liat banget ya? Kok kepo ya..

Kami mengambil undian nomor 10. Kenapa? Tadinya sih mau nomor 4, tapi udah habis, jadi ya mau gimana lagi. 10 aja deh.

Kami pun berbaris. Sedangkan Julio masih terlantar tak ada tujuan di lantai, berharap bisa masuk theater.

Jam menunjukan pukul 1 siang. 1 jam lagi theater dibuka. Ternyata offical memberikan kejutan. Hari itu dijual paket Sonya dan paket Stella. Gue hening beberapa detik.

Okeh gue harus cium tembok nanti.

Gue langsung mengantri, dan membeli paket Stella. Akhirnya gue dapet poster bertanda tangan Stella, kipas, dan stikernya. Bahagia tingkat wotagei.

Ketika sudah hampir jam 2, pengambilan undian pun dimulai. Ternyata yang dipanggil pertama adalah nomor 4. Beda abis sama 1 bulan yang lalu saat gue mengambil undian nomor 4. Nomor undian 10 pun dipanggil di tengah - tengah. Kami langsung duduk di kursi yang kami inginkan. Jika 1 bulan yang lalu gue duduk di urutan ke 3 dari belakang, sekarang gue duduk di urutan 4 dari belakang. Sedikit kemajuan lah.

Kami sudah merasa bersalah karena meninggalkan Julio terlantar di luar. Ternyata keajaiban pun tiba. Julio masuk theater. Kami senang sekali dan tidak jadi merasa bersalah. Lalu Julio melangkah anggun, dan duduk di barisan ke 6 dari belakang. Yap, dia berada lebih depan daripada kami. Scumbag abis.

Theater pun dimulai. Kami menonton sambil ngechant. Apa itu ngechant? Hmm cari di gugel deh, banyak penjelasannya disitu. Intinya nonton JKT48 itu lebih heboh daripada nonton boyband/girlband lain :)

Karena gue udah pernah nonton, gue udah tau lagu - lagunya. Gue enggak sekaget saat theater pertama. Tetep keren lah theaternya.

Tapi gue dibikin kaget (lagi) saat mereka menampilkan Junjou Shugi. Kalo bulan lalu centernya adalah Sonya, kali ini centernya adalah Dhike. Kaget tingkat skripsi S3.

Dhike, dengan muka yang innocent, jadi center junjou shugi dengan mengenakan seifuku merahnya yang hot. Tiap gemulai gerakannya, membuat mata gue lebih memilih melihat dia daripada Stella (yang saat itu menjadi backdancer). Gue cengok sepanjang Junjou Shugi berlangsung. Wajah Dhike membuat gue galau parah. Untuk pertamakalinya gue goyah sampe cengok begini. Dhike emang maut abis.

Setelah theater selesai, kami (kali ini dengan Julio) handshake dengan member JKT48. Kali ini enggak ada 2shot (foto bareng member). Padahal gue berharap bisa foto bareng Dhike (karena efek dialog itu masih ada sejak 1 bulan yang lalu). Yah semoga aja di lain waktu bisa foto bareng Dhike. *masih belum oshihen kok tenang aja*

Setelah keluar dari theater, kami langsung menuju tempat dimana dompet kami akan dibabat habis : Stand Merchandise.

Gue cukup beli 2 photopack. Di photopacknya sih gak dapet foto Stella sama Dhike. Tapi dengan hasil bernegosiasi dengan orang lain, akhirnya gue mendapatkan foto keduanya. Gue baru sadar, gue kan masih oshimen ke Stella, kenapa udah ngincer sasshin Dhike. Gue bener - bener goyah sampai sekarang ini.

Saat pulang, kami bingung mau ke lantai 7 demi swag idol, atau ke bawah demi uang. Dengan menggunakan koin sakti, kami lempar 5x. Ternyata 3x gambar angka (naik ke atas) dan 2x ke bawah (gambar garuda). Kami langsung naik lift yang ada. Tapi lift berkehendak lain. Liftnya malah kebawah. Alhasil kami gak jadi menghabiskan duit kami demi jajanan itu.

Saat pulang, kami menemukan hal janggal : menemukan busway dengan kode JTM - 048. Jangan - jangan itu adalah busway member JKT48..

Lalu saat pulang naik angkot, kami bertemu dengan fanboy baru yang rumahnya dekat dengan rumah kami. Fanboy ini sangat bawel dan ngondek abis, kayak cowok yang dicekokin barbie mulu dari kecil. Fotonya sih gak perlu dipublikasikan lah, privasi.

Fanboy ini selama perjalanan bernyanyi terus. Yah maklumin aja, fanboy baru, pasti masih berasa euphorianya. Sama kayak Cynthia, fangirl yang baru pertamakali nonton theater, dan *uhuk* kesenengan *uhuk* karena dapet poster bertandatangan dari Stella (oshi dia), padahal jelas - jelas ditulisnya "To : Cyhthia"

Lalu kami pulang ke rumah kami masing - masing dengan bahagia, dan selamat sentosa. Gue gak jadi cium tembok, tapi gue traktir temen - temen gue jus buah, untuk merayakan gue mendapatkan poster Stella bertanda tangan.

Di rumah, gue buka komputer, dan menyalakan twitter, lalu Dhike ngetweet bagaimana dengan junjou shuginya. Gue bales aja, kalo Junjou Shuginya bikin gue speechless (emang kenyataan gue cengok nontonnya).

Dalam hati gue bilang : "kalo dibales gue cium tembok lagi"

Gak berapa lama, tiba - tiba Dhike mention gue.



Okeh, gue langsung cium tembok deket komputer gue.

Lalu gue masuk kamar, dan jeprat jepret hasil buruan gue saat itu.

 Bahagia Tingkat Senbatsu

Gak cuma bahagia, gue juga lagi goyah karena mendapatkan sasshin maut

Goyah Tingkat Senbatsu


Keesokan harinya, gue dan Marcel nonton theater lagi. Kali ini lebih tepatnya gak sengaja. Karena niatnya mau nganterin Marcel ke tempat servis HP di Blok M (ini juga cuma alibi sih).

Gue juga bilang ke Marcel

Kalo gue dapet paket Dhike, gue cium tembok lagi

Saat sampai di theater, kami hanya mengandalkan waiting list.

 Waiting List aja udah kayak gini

Ternyata, gue dan Marcel bisa nonton lagi, karena masih sisa 15 kursi, dan diantaranya gue dan Marcel masuk. Banyak sih yang ga dapet di belakang kami. Tapi mau diapain lagi.
Kami nonton theater lagi dengan tidak bosan :)

Lalu gue dan Marcel pergi ke tempat servis HP di Blok M Plaza (tinggal nyebrang, tapi agak jauh kalo jalan kaki).

Setelah balik, kami ke lantai 7, siapa tau masih ada yang jualan paket. Lalu Marcel ketemu kenalannya, namanya Helmi.

Helmi bilang, kalo tadi ada paket Dhike.

Gue pasrah, dan gue menangis dalam hati.

Yang lebih parah lagi, kata Helmi bahwa Dhike sampe nungguin ada yang mau beli paket Dhike apa enggak

Nyesek tingkat skripsi S3.

Seenggaknya gue gak cium tembok dan enggak oshihen.

Lalu kami pulang ke rumah kami masing - masing dengan pasrah, berharap suatu saat gue dapet poster Dhike bertanda tangan.

Sampai saat ini pun, gue masih bingung mau memilih antara Stella dengan Dhike...

===================================================================================

Bonus : 

-Bukti kenapa gue jadi melanjutkan postingan ini :


-Bukti gue cium tembok

Seandainya yang gue cium itu cewek...

-Keliatan gak kecium? Nih bekasnya

Yang gelap itu, bekas bibir gue -__-

Puas? -__-
Pesan moral : Janji cium tembok itu terkadang ampuh juga...



0 komentar buat posting ini:

Posting Komentar