Welcome!

Welcome to my blog. Feel free to read posts in this blog. Critics and Suggestions are useful for me. Thank you :)

Kamis, 26 September 2013

Indomie, Penyelamatku

Jam 21.29. Gue sedang penat-penatnya belajar buat ulangan. Saat belajar, gue teringat sama sesuatu yang kenyal, coklat manis, enak dijilat, dan ada rasanya. Dia adalah....... Indomie goreng.

Untuk menghargai jasa-jasanya yang selalu menolong gue di kala gue kelaparan, gue berusaha bikin puisi untuk dia, kalo bisa romantis sih. Kenapa romantis? Yah sekalian latian siapa tau gue bisa nembak cewek pake puisi, kan so sweet gitu, walaupun pernah sih gue bacain puisi romantis depan cewek, eh ceweknya malah langsung menganggap gue stranger. Sedih gila.


Indomie Penyelamatku

Malam ketika ku tak bisa tidur
Karena perut yang meronta-ronta
Meronta anarkis dan beringas
Meminta sesuap makanan

Ku buka rice cooker, hampa
Ku buka kulkas, hampa
Ku buka dompet, hampa
Rasanya hidupku seperti sangat, hampa

Aku semakin lemah tak berdaya
Hanya bisa terkapar lemas di atas lantai
Berharap ada seorang pacar yang peduli kalau aku kelaparan
Aku lupa ternyata aku tidak punya pacar

Tiba-tiba aku mendengar sesuatu
Seperti suara gesekan dan bunyi jatuh
Aku pun menghampirinya
Ternyata ada cicak jatuh dari langit-langit masuk ke dalam kardus

Tiba-tiba mataku menoleh dan terpana
Seperti ada cahaya terang yang muncul dari kegelapan
Cahaya itu membuat aku ingin menggapainya
Ku gapai sebungkus Indomie dari kardus tersebut

Akupun memasak Indomie dengan seluruh sisa tenagaku
Untuk meredakan anarkisnya perutku
Agar bisa melanjutkan hidupku
Untuk mencari seseorang yang akan mengisi hari-hariku berikutnya

Ku buka bungkus Indomie itu
Memasukan mie kuning yang terbujur kaku ke dalam air mendidih
Ku taburkan bumbu, minyak, dan kecap ke atas piring
Lalu tidak lupa aku oleskan sedikit mentega, sebagai penyedap rasa

1 menit... 2 menit... 3 menit aku menunggu
Perutku makin meronta-ronta
Aku pun berkata pada perutku
'Sabar nak, papah akan datang membawa makanan surgawi'

5 menit berlalu
Mie kuning sudah matang
Aku tiriskan mie tersebut
Lalu aku tuang ke atas piring dengan penuh bumbu tadi

Akupun mengaduknya dengan wajah penuh sukacita
Seakan-akan aku akan memakan makanan surgawi
Aku juga taburkan bawang gorengnya
Jadilah Indomie Goreng ala Chef Leon

Aku pun memakan masakan buatanku sendiri
Rasanya seperti makanan surgawi
Aku makan dengan lahap
Hingga akhirnya perutku berdamai denganku

Oh Indomie...
Kaulah penyelamatku
Kau telah membuat aku kenyang
Kau telah memperdamaikan hubungan antara aku dengan perutku

Oh Indomie...
Walau ku tau kau tidak bisa mempertemukan aku dengan jodohku
Tapi setidaknya dia harus tau
Kalau aku mempunyai kemampuan memasak Indomie seperti Masterchef

Aku tau kau sudah tersebar dari Sabang sampai Merauke
Bahkan hingga mendunia
Biarpun banyak orang yang bilang kalau kebanyakan makan indomie bisa sakit
Sabodo amat, aku tetap bangga sama kamu

Indomie, kau seleraku

Puisi ini nggak berhubungan sama iklan Indomie, cuma melepas rasa kangen terhadap makanan tersebut. Sekian


Salam Indomie

@leonardixb

Senin, 16 September 2013

Postingan (Hampir) Berbahasa Intelektual

Well, mungkin bulan ini lagi ngetrennya bahasa-bahasa ala salah satu komedian artis yang pernah diwawancara di salah satu stasiun TV, denan bahasa-bahasa jenius aneh bin ajaibnya. Di youtube juga udah berjamuran video-video dia, dan video-video parodinya, yang menggunakan bahasa-bahasa intelektual ala komedian artis tersebut.

Saking banyak video-video parodinya, yah sampe masuk trending video di youtube. Sehingga jadinya terlalu mainstream. Gue juga gak bisa bikin video, mau bikin videonya aja juga gak bisa. Mau rekaman, kameranya mati. Giliran kameranya udah bener, tempat shootingnya kebakaran. Sedih gila.

Alhasil gue pilih blog gue, yang (sengaja) bahasanya diintelektualisasi, biar kece gitu.

Well, I really don't know what happen with my brain. Kayaknya otak gue sedang mengalami devastatorisasi ide. Iya, devastatorisasi, kata penyerapan dari kata asalnya, "devastator". Artinya? Gak tau juga sih. Tiba-tiba gue keinget kata "devastator" di film Transformer.

Gue bener-bener gak tau mau posting apalagi di postingan kali ini. Rasanya terjadi suramisasi dalam hidup gue. Hidup gue terkapar hampa tak berbentuk, tak berujung, tak bercela, tak rupawan. Masa depan gue sudah dilenyapisasi oleh kesuraman sirna hidup gue.

Apa gara-gara kejombloan gue ya? Kayaknya muka gue not ugly lah, secara umur gue 18 my age, masih young teenager gitu deh.

Sama seperti beberapa remaja lainnya yang suka galau, gue serng mengalami kontrovensi hati, yang kadang bisa mempersuram, atau mempersulit perasaan gue. Kadang gue suka kepikiran dia, cewek yang gue suka. Tapi dia, ah sudahlah, she's so far the level from me. Gak mungkin banget dapetin dia. Dia itu udah kayak di angkasa sana, dikejauhan...

Rasanya gue udah distatusisasi sebagai jomblongenes-gembelnista di lingkungan gue. Sedih? Enggak juga sih. Dengan status gue yang udah distatusisasi sebagai jomblongenes-gembelnista, berarti gue bisa deketin cewek lain, baik cewek yang jomblo maupun enggak, yang cantik maupun cantik banget, yang kaya maupun millionaire. Yap, gue rasanya free, terbebasisasi dari segala bentuk bebanisasi perasaan.

Gue jadi kangen theater JKT48. Terakhir gue ke theater pas gue ulang tahun. Iya, yang ulang tahunnya diucapin. Soal sikap lilin? Karena event handshake ci Stella diundur, jadi sikap lilinnya terpaksa gue undurisasi. Toh juga ternyata tanggal segitu ternyata gue harus perpanjangisasi STNK gue yang udah expired.

Sekian postingan tanpa pengetahuan ini, baik pengetahuan ilmu, maupun bahasa. Namanya juga gue lagi devastatorisasi ide, gak ada ide apa-apa.


Salam Orang yang enggak S3 di Amerika

@leonardixb