Welcome!

Welcome to my blog. Feel free to read posts in this blog. Critics and Suggestions are useful for me. Thank you :)

Senin, 29 Desember 2014

Hampir Nabrak Ibu-Ibu dan Nonton Konser

Gile, udah 3 bulan gue ga ngeblog. Maklum, anak kuliahan, kuliah di luar kota, banyak tugas, gak bisa cuti, kalo cuti urusannya panjang. Alhasil gue sudah menjalani kuliah gue selama 6 bulan di Solo.

Terus, tumben kok ngeblog? Tentu aja gue ngeblog karena ada kegiatan yang gue lakukan.

Sebelumnya gue pernah bilang di post ini, gue gak bakal ngidol lagi. Nah, berhubung gue dapet libur akhir tahun selama 12 hari (iya, 12 hari, enggak 14 hari alias seminggu, cuman 12 hari. Meh), gue akhirnya liburan...

... ke Jakarta ...

... bisa ngeblog ...

... dan nonton konser 3 tahun JKT48 ....

AH ELAH UJUNG-UJUNGNYA BAHAS GITUAN LAGI LE.

Namanya juga udah hampir 6 bulan gak ketemu, jadi penasaran perkembangannya gimana. Alhasil gue nonton konsernya 1 show.

Sebelumnya banyak temen-temen gue yang mau ikut, tapi entah kesambet apa, ujung-ujungnya gue jadi Alone Walker lagi. Yah, serah deh.

Well, konsernya bagus. Gue beruntung berada di show yang lagu-lagu yang gue suka ditampilin semua, dimana ada Renai Kinshi Jourei, Himawari, Aozora Kataomoi, Batu yang berputar (?) (maaf, gue bukan purist Tim K3, iya, K3, BUKAN K. K itu buat tim di AKB48 !! Jadi gue ga tau judulnya dalam bahasa Jepang). Ada juga lagu yang paling gue ga suka ditampilin, seperti Seifuku ga Jama wo Suru. Loh, kok gak suka? Gini, tema konsernya "Saya Masih Anak Kecil", sedangkan lagu tersebut liriknya seolah-olah ingin bercinta tapi gak bisa karena dia masih pake seragam. Oke, seragamnya itu anak kecil, tapi bercinta itu bukan kegiatan anak kecil kan? Makanya gue gak suka lagu itu, karena ga sesuai tema (walaupun misalkan gak sesuai tema juga gue gak suka lagunya, sangat gak suka). Kecuali kalo lagunya SDN48, dan temanya dewasa, nah itu baru l3h j9a u.

Chika, member trainee gen 3, juga masih chikawaii, bikin chikangen, pokoknya ARCHK deh.

Gue juga hampir telat beli tiket karena keasyikan ngobrol sama "ibu-ibu yang sedang menunggu". Yang diobrolin macem-macem sih, mulai dari lama ga keliatan, sampe ngebahas kuliah gue yang secara gak disengaja satu kampung sama salah satu ibu itu. Yah, udah gitu aja. Gue bingung mau ngomong apa, jadi yaudah, overall berjalan dengan lancar, dan gue gak sia-sia membuang 220ribu.

Segitu aja bahas tentang JKT48nya. Kali ini gue bahas ke inti dari postingan ini, tentang perasaan gue, sebagai anak yang-tinggal-di-perbatasan-Jakarta-dan-Jawa-Barat, yang menetap di Solo, kemudian balik lagi ke pinggiran Jakarta.

Mungkin udah pernah gue bahas di post sebelumnya, banyak budaya yang beda, terutama berlalu lintas. Sampai detik ini, di Jakarta gue baru hampir nabrak 1 truk, dimana gue di Jakarta baru punya motor dan memakainya selama 1 tahun lebih. Sedangkan selama 6 bulan gue tinggal di Solo, gue udah hampir nabrak 2 motor, dan 4 sepeda, dimana semua yang bawa adalah ibu-ibu. Gue gak ngerti apa gue jadi gak ahli mengendarai motor lagi, sampai hampir menabrak mereka, atau gue yang gak tau aturan berkendara di sini.

Ada 1 tragedi hampir menabrak tersebut yang paling gue inget, dan gue paling benci sama orang yang hampir gue tabrak itu. Saat gue di perempatan, gue mau jalan lurus dengan kecepatan +-50km/jam, tiba-tiba nongol ibu-ibu PNS bawa motor, padahal udah distop sama petugasnya. Gue ngerem hingga motor gue ngesot. Dia, bukannya jalan terus biar ga ketabrak, malah bengong dengan muka pasrah ngeliatin gue yang sedang bersama motor gue ngesot di jalan. Gue klakson, dia tetap ga bergerak sambil ngeliatin motor gue yang ngesot kayak kereta direm seperti di film spiderman 2. Untungnya, gue berhenti tepat 30 cm di depan motor ibu-ibu itu. Dia masih ngeliatin gue dengan muka menganga seolah-olah dia berada di tepi tebing antara hidup dan mati hanya karena ditabrak motor bebek kepunyaan anak remaja berumur 19 tahun yang saat itu mau beli bensin. Gue akhirnya belok melewati dia yang masih melamun di tengah jalan.

Well, gue gak ngerti lagi sumpah sama ibu itu. Kalau di Jakarta dan dia berhadapan dengan metromini, mungkin dia udah dicaci maki habis-habisan sampe nangis bahkan mau bunuh diri kali ya. Untung berhadapannya sama motor revo 110cc yang nyaris mogok.

Gue lebih suka berkendara di Jakarta daripada di Solo, terutama saat menghadapi ibu-ibu. Gue lebih memilih disalip ibu-ibu yang mau ke kiri padahal dia ambil jalur kanan di Jakarta, daripada ibu-ibu yang hanya bisa pasrah bengong di tengah jalan ngeliat masa depannya yang diambang batas hanya karena sebuah motor bebek yang hampir mogok.

Di Solo juga penjagaan polisinya super ketat. Saking ketatnya, saat lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, mereka tetep ENGGAK JALAN. Gak ngerti lagi. Beda sama Jakarta, dimana lampu hijau langsung ngegas. Mungkin mereka takut ditabrak, atau ditilang polisi karena tidak memberikan jeda saat lampu hijau menyala.

Oke, sekarang gue cukup emosi dengan keadaan lalu lintas itu.

...

Sekarang udah reda.

Setelah gue kembali ke rumah gue yang letaknya di perbatasan-Jakarta-dan-Jawa-Barat, gue merasakan keselnya sebagai fans far, dimana mau kemana-mana susah, ngajak temen pada ga mau, mau dikasih tiket gak jadi, dan hal-hal kampret lainnya. Kesel, iya. Untung dedek-dedek lutchu memberikan kejutan yang keren-keren.

Wait, kok bahas JKT48 lagi ya. Ga peduli, kayak ada yang baca aja.

Oh iya, tanggal 28 Desember ya, berarti tepat 1 tahun Stella keluar dari JKT48, dan tepat 1 tahun gue terakhir nangis ya.

Semoga hidup gue makin membaik, makin banyak orang-orang yang hidupnya membaik juga (?). Gue juga pengen liat Jessica Veranda bawain lagu Yuuwaku no Garter. Lagu apaan tuh? Cari deh di google :))


Salam Nyaris

@leonardixb