Welcome!

Welcome to my blog. Feel free to read posts in this blog. Critics and Suggestions are useful for me. Thank you :)

Rabu, 21 Februari 2018

Ternodai Kembali

 Hai.

Itu adalah kata pertama saya buat sahabat pena saya yang telah bersedia saya corat-coret dari jaman saya SMP, hingga hampir 2 tahun saya tidak berkunjung ke beranda tempat kamu bernaung. Lama tak jumpa, kanca lawas :)

Kegiatan kuliah diploma yang seperti jam pekerja (karena kampus yang memang mengondisikan mahasiswanya untuk siap bekerja, kuliah jam 7 pagi hingga 3 sore, atau 2 siang hingga 10 malam), tugas akhir, skripsi, dan akhirnya lulus dari kampus tersebut. Iya, sama-sama.

Waktu-waktu tersebut memang sangat menyita, bahkan mengurangi jam luang hingga berimbas tidak mengurusmu. Maafkan aku, sobat, tetapi ini demi masa depanku, pengurusmu yang selalu menceritakan lika-liku hidupku yang aneh, memang harus ada yang dikorbankan, salah satunya seperti kamu, teman dunia maya, yang tidak membalas jika aku mencurahkan isi pikiranku, karena memang hanya pelampiasan semata, tak berbalas, tetapi setiap dilihat, selalu menghibur, karena kejadian-kejadian yang kutulis di masa lampau, dibaca kembali, lalu teringat akan kebodohan masa lalu.

Setidaknya sekarang sudah lebih lengang, dan mungkin akan ada waktu untuk mencoretimu kembali seperti saat jahiliyah lagi. Maaf telah meninggalkanmu sementara. Tetapi aku tidak janji untuk bercerita kepadamu setiap hari, atau setiap minggu, malah setiap bulan. Hidupku tidak sepenuhnya di dunia maya, dan aku memang berjalan di kehidupan riil. Memang aku dan kau, berbeda dunia. Tetapi hanya kau, yang pasrah dan rela mau dimaki, dinodai, ditoreh, dan diberikan, dengan tulisan-tulisan tentang pikiran anehku.

Sekali lagi, hai.

...

Tadi itu ceritanya prolog buat postingan ini. Jujur, gue males menggunakan bahasa resmi dan bersajak, seolah-olah kayak sastrawan banget. Gue bikin pembukaan gitu doang udah nyita waktu 28 menit buat mikirin diksi dan pemilihan tata kalimat biar agak mengharukan dan menyentuh hati, lagipula blog ini isinya juga gak penting-penting banget. Gue berasa jerih payah prolog gue gak ada gunanya....

Inti prolognya adalah : HAI GUYS, GUE UDAH ADA IDE BUAT BIKIN POSTINGAN BLOG LAGI NICH.


Hehe.


Hampir 2 tahun otak gue tersita dengan kegiatan akhir gue di kampus, ditambah dengan menjadi mahasiswa transfer.

Iya, gue udah lulus dari Diploma 3 (D3) dan udah ada gelar A.Md (Ahli Madya). Singkatannya keren sih, gue tinggal nunggu gelar In.Tel sama N.V.Dia aja.

.... Gelar malah dibuat becandaan merek kartu grafis. Haduh.

Sekarang gue sedang melanjutkan ekstensi di Yogyakarta. Iya, ekstensi, jadi gue kuliah lagi kira-kira 2 tahun, agar bergelar Sarjana 1 (S1).

VFAQUIBTHORTQ (Very Frequently Asked Question Until I Bored to Hear or Read This Question : 
Kenapa lu gak langsung S1 aja di awal?
Pemikiran gue sih, sebagai anak Teknik Mesin, gue perlu tau tentang praktek dari pembuatan industri, tidak hanya teori aja. Kalau hanya tau teori, misal gue punya bengkel manufaktur, lalu ada karyawan yang ngakalin gue biar dapet untung (misal, proses pembuatan benda dengan cara yang lebih lama sehingga menuntut upah lebih banyak). Nah, dari situ gue setidaknya gak gampang ditipu.

Lalu soal gaji, gelar sangat diperhatikan dalam pemberian upah minimum. Faktanya sih, gaji awal S1 lebih tinggi daripada D3, walaupun secara praktek anak dari kalangan D3 lebih berkemampuan tinggi daripada S1. Sedangkan gue (nantinya) jika bekerja, memiliki gaji awal yang agak lumayan, ditambah dengan kemampuan praktek yang lumayan juga. Harusnya diperhitungkan sih bonusnya buat gue, hehe.

Memang sih membuang waktu lebih lama (tambah 2 tahun). Tapi, seperti prolog yang tadi gue buat, memang ada yang harus dikorbankan, demi masa depan. Gue lebih memilih kuliah lagi 2 tahun, tetapi gaji awal lebih tinggi, daripada gue langsung bekerja, dan menunggu gaji gue naik dalam kurun waktu mungkin lebih dari 2 tahun.

Lagipula, masih ada yang mau membayar gue untuk berkuliah lagi. Jadi, ya, why not?

Itu jawaban utamanya. Kalau jawaban sampingannya, gue emang lagi pengen menjalani masa-masa remaja gue dengan bermain dan mencari banyak teman. Lagian di kampus lama gue, kelas gue gak ada ceweknya. Setelah gue menjalani ekstensi, akhirnya mata gue diremajakan kembali melihat mahasiswi fakultas lain. Sebagai mahasiswa yang 3 tahun berkutat dengan pergaulan akademik dengan jenis kelamin pria seluruhnya, gue merasa bersyukur.


Gue lulus dari D3 sejak bulan September lalu, dan gue mulai berkuliah S1 dari bulan Agustus. Untungnya gue sudah menyelesaikan tugas akhir gue dari akhir bulan Juli, sehingga gue bisa kuliah di dua kampus sekaligus walaupun dalam waktu 1 bulan. Capek sih gue bolak balik Solo - Jogja yang jaraknya lebih dari 60km, tapi ya nekat aja, yang penting niat.

Satu semester udah gue tempuh di kampus ekstensi gue yang sekarang. Memang perbedaannya jauh sangat.

Saat gue di kampus sebelumnya, jadwal kuliah sangat padat seperti orang bekerja, belum lagi mengganti kerusakan alat dengan jam lembur (kuliah tambahan). Tapi dari situ memang dilatih mental untuk kuat.

Di kampus gue yang sekarang, bahkan di semester satu gue satu hari kuliah hanya 2 jam, lalu pulang. Gue juga sempat bolos demi mengikuti event Jepang di Jakarta. Tenang, bukan JKT48 kok. Gue gak wota. Kalem. Terakhir gue theater aja pas Stella graduate.


Dari situ, gue belajar, ternyata hidup dengan tingkatan Diploma lebih berat daripada Sarjana, tetapi gajinya lebih berat Sarjana daripada Diploma, walaupun tanggung jawabnya memang lebih besar Sarjana daripada Diploma.

Mahasiswa Sarjana memang belajar banyak teori, tetapi kurang di praktek. Jadinya pada saat presentasi, anak Sarjana dengan mudah membeberkan bukti-bukti penelitian dengan berbagai macam teori dan hitung-hitungan, serta penggambaran presentasi yang lebih rumit sehingga lebih menarik dan lebih terpercaya hasilnya, dibandingkan dengan Mahasiswa Diploma yang terbiasa dengan cara trial and error, alias coba dulu, baru tau salahnya, karena memang hasil hitungan kemungkinan berbeda dengan hasil praktek. Tetapi dengan hitungan, kita bisa memprediksi terlebih dahulu untuk melakukan sesuatu, sehingga tidak mengeluarkan biaya banyak untuk percobaan yang tidak pasti.

Tetapi, kalau hanya belajar "Sastra Teknik" saja, dan saat bekerja tidak tau cara mengakali mesin yang rusak, dan tiba-tiba ada anak buah yang lebih pintar dalam hal mengakali, dan meminta spare part dengan harga yang cukup tinggi, bukannya malah merugi?

Nah, disinilah Double Degree berperan.

Kasarannya sih, nanti presentasinya bisa menarik karena perhitungannya yang agak pasti, tetapi di lapangan bisa kerja juga. Boleh lah demi masa depan yang lebih cerah.


Sekian noda yang gue toreh kembali disini. Mungkin gue akan ada waktu untuk menodai teman maya gue yang tidak berbalas ini. Yak, hai lagi:)


Salam Noda.

@leonardixb

Jumat, 29 Juli 2016

Dating Go, eh?

Tumben gue ngeblog dalam waktu 1 bulan 2 postingan, postingan ini dan postingan terakhir. Gue juga gak tau kenapa kok gue jadi agak rajin ngeblog di bulan ini. Gapapa sih, yang penting masih ada yang minat untuk membaca postingan gue.

Sebelum ke postingan, gue mengucapkan selamat untuk diri gue sendiri dan teman-teman kuliah gue yang naik ke semester berikutnya. Semoga kedepannya bisa sukses bersama, tetep solid, dan gue cepet-cepet dapet jodoh yaowoh bisa meraih masa depan yang diinginkan.

Oke balik ke postingan inti gue.

Kali ini gue membahas tentang game yang lagi digandrungi oleh manusia-manusia kekinian pada tahun ini : Pokemon Go.

Enggak, gue gak bakal bahas tentang tutorial cara bermainnya, seperti cara melempar pokeball, cara mengambil pokestop, cara mencari pokemon, cara mencari lure module, cara mencari egg,  cara mencari pacar, cara mencari pasangan masa depan, cara mencari calon penerus keturu..... eh kok jadi nyasar gini bahasannya!? Get well soon, Le. Maklum, 2 tahun kuliah di permesinan, susah cari cewek. Sedih. Gila.

Untuk pembahasan tutorial ringkas dan lengkap ada di blog nyankent. Loh, tumben promosi postingan orang lain. Kebetulan sih gue juga ngebantuin sedikit di postingan tersebut, jadi ya gue promosiin juga sekalian, toh petunjuk di blog tersebut juga ringkas, menarik, enak dibaca, rapi, menghibur, lucu, dan ngangenin, kayak Chika... Chika siapa, Le? Baca postingan gue yang terakhir.

... Sumpah Le, gak sehat.

Lagipula hingga postingan ini dibuat, karakter Pokemon Go gue masih cupu kok.

Masih level 22, gue maen dari awal rilis, sedangkan temen-temen gue yang maennya setelah gue udah ada yang level 28, bahkan temen gue 8 jam udah level 20. Bot-user Pokemon Go memang ******.



Balik ke topik awal.

Memang benar, Pokemon Go mengubah gaya hidup manusia, khususnya bagi orang yang suka mendekam di rumah tanpa bersosialisasi, menjadi keluar rumah mencari pokemon dan akhirnya mereka bisa bersosialisasi. Game ini memang bagus sih, walaupun kadang malah pemainnya yang malah mengganggu keamanan lalu lintas. Jelas, yang salah penggunanya, bukan permainannya. Gue juga menyukai game ini, karena akhirnya gue termotivasi untuk jogging di pagi hari dan jalan-jalan di sore hari.

Rutinitas gue memang sedikit berubah sih. Gue yang biasanya di dalam rumah, duduk sambil bermain di depan monitor komputer, berunah menjadi ke luar rumah, jalan sambil bermain di depan layar handphone. Sungguh perubahan yang signifikan bagi gue.

Gue juga senang menangkap Pokemon, karena gue suka mengoleksinya, walaupun saat ini baru mencapai Pokemon generasi 1. Koleksi pokemon gue memang terbilang sedikit sih...

Temen gue malah udah ada yang hampir komplit. Fake GPS, mungkin.


Setiap gue bertemu pokemon, gue menangkapnya, bertujuan agar menyicil exp gue agar cepet naik levelnya. Sejak level 20, karakter akan  sulit naik level karena kebutuhan exp yang banyak. Jadi, semakin tinggi level lu, semakin sabar lah :))

Tapi, ya namanya juga manusia, pasti pikirannya suka aneh-aneh. Contohnya gue. Saat menangkap pokemon, gue kadang suka berpikir, kapan gue bisa menangkap jodoh gue.

.... Mulai deh gak sehat Le...

Gue suka membayangkan, kapan ya....

Saat bertemu pokemon, gue melempar pokeball gue, dan gue mendapatkan pokemon tersebut. Dan saat itu ternyata di depan gue juga ada cewek yang juga mendapatkan pokemon. Kami berkenalan, berinteraksi, bertukar pikiran, punya rasa, dan akhirnya gue mendapatkan dia.

.... gak sehat.

Karena pemikiran gak sehat tersebut, muncul ide yang makin gak sehat juga. Gue berpikir bagaimana kalau game ini juga dibuat versi Go-nya.

Dating Simulation ala Idol 48 Family. AKB 1/149 !

Gue gak habis pikir. Gue lagi berjalan di trotoar, tiba-tiba hape gue bergetar, dan muncul Mariko di layar hape gue, minta ditangkep. Gue lempar sesuatu (bunga, surat, gombal, apalah) ke dia. Kalau dapet, dia langsung jadian sama gue.
....
....
....
....
....
....
....
....
 NGENES BANGET ANJIR YAOWOH POSTINGAN GUA.

Maklum, abis lulus semester 4, status masih independen, jadinya begini deh.


Prinsip mendapatkan cewek sama seperti mendapatkan pokemon. Semakin tinggi CP pokemon, semakin sulit didapatkan. Begitupun juga cewek. Semakin tinggi statusnya (kaya, pintar, terkenal, dsb), semakin sulit didapatkan.

Begitupun gue, jika ingin mendapatkan pokemon ini...

Chika... Chikachu. Btw, jaketnya luchu, apalagi yang punya jaketnya, lebih luchu.
Alhasil jadinya (luchu)2.

Gue jadi penasaran mantan gue kalo pake jaket Pikachu cocok gak ya... Enggak kayaknya, soalnya dia udah punya cowok lain. Jadinya ya bodo amat.

Mungkin kedepannya gue berharap ada aplikasi mirip Pokemon Go tetapi untuk mencari jodoh, seperti Dating Go, mungkin? Lu cukup berjalan di trotoar, ketika ketemu lawan jenis yang menggunakan aplikasi tersebut, hape lu bergetar, lu liat profilnya. Jika dia setipe sama lu, bisa diajak kenalan, dan mungkin jadian. Aplikasi ini bisa mengurangi populasi jomblongenes gembelnista alonewalker.

Tumben Leon mikirnya bisa sejauh ini. Iya, sama-sama.

Sekian postingan gue yang agak ngawur kali ini. Semoga kedepannya para pembaca (dan gue) bisa sukses dan mencapai apa yang diinginkan di masa depan. Amin.

Bonus foto.

PLTC. Pembangkit Listrik Tenaga Chikachu.



... Get Well Soon, Le.


Salam PLTC

@leonardixb

Sabtu, 02 Juli 2016

Night Warrior, Waro Warrior, and Love Warrior

Dua bulan sudah berlalu sejak postingan terakhir, dan gue ngepost lagi. Setelah beberapa minggu lalu gue menjalankan Ujian Praktek di kampus gue, akhirnya kelar juga. Semoga nilainya memuaskan deh, dan gua bisa naik tingkat, lalu lulus, kemudian kuliah lagi, cari kerja, membahagiakan orang tua, cari istri, punya anak, membahagiakan keluarga gue, dan tetap tersenyum hingga gue puas hidup di dunia ini.

Wah tumben banget opening postingan gue romantis-kritis-puitis tetapi agak najis. Gapapa yang penting Chika Luchu Yha.

..... Chika siapa lagi Le? Chika JKT48? Chika ex-AKB48 yang masuk JKT48? Chika Bandung? Kok banyak cewek bernama Chika kayaknya di hidup lo? Ladur* banget.

Biar gue perjelas terlebih dahulu.

Chika JKT48 atau Chikita Ravenska Mamesah, adalah oshimen gue di generasi 3. Lebih tepatnya mantan oshimen sih, soalnya dia udah graduate dari JKT48. Satu lagi oshimen gue keluar dari 48 family. Bodo amat sama kutukan gue mah.

Chika ex-AKB48 yang masuk JKT48 atau Chikano Rina, adalah member pindahan dari AKB48 yang pindah ke JKT48. Panggilan akrabnya Siti. Gue gak begitu deket sama dia, jadi hubungan gue dan dia biasa aja.

Chika Bandung, walau kata orang-orang dia itu legend, tapi gue gak pernah tau anaknya yang mana, dan apa yang dia lakukan sehingga dibilang legend, seriusan, sumpah. Gue polos banget yak.
Update : Jangan dicari tau, temen gue udah ada yang screenshoot hasil pencariannya di Google, ternyata parah banget. Sumpah. Gue gak tau apa-apa tentang hal itu.

Dan gue gak ladur. Buktinya di JKT48, oshimen gue cuman 1................. tiap tim. Toh juga udah pada graduate. Gak ladur* kan gue :')


Kali ini gue bahas Chika JSNavigator (Japanese Station Navigator). Siapa lagi tuh? Gue kasih foto dulu deh, mungkin kalian kenal, atau bahkan dekat sama anaknya.



Namanya Chika. Foto Diambil Saat Makan Ind*mie Goreng 4 (((Empat))) Bungkus.
Gue juga sanggup sih makan ind*mie goreng 4 bungkus, bedanya gue 4 bungkus jumbo, dan besoknya langsung lemes di tempat tidur.


Gue tau (dan kenal) dia dari fame, sekitar 3 bulan yang lalu. Berhubung gue punya waktu luang, daripada gue bermain game terus, gue butuh hiburan lain, seperti nonton misalnya. Maka dari itu gue sering nonton di fame, dan kebetulan jam luang gue sama saat Chika on air. Alhasil gue tau (dan kenal) dia. Hehehe.

Karena dia dari JSNavigator, otomatis banyak yang ngefans (atau malah bisa dibilang support, kayak idol gitu) dia. Alhasil, gue bergabung dengan tim yang isinya orang-orang yang demen nonton dia, hingga men-support dia. Chika namain timnya "Pejuang Malam", atau biar rada bule dikit namanya jadi "Night Warrior".

Di grup ini tentu saja gue ketemu banyak teman baru, yang malah teman-teman baru gue juga ada yang sehobi sama gue, misal ada yang demen makan ramen, demen nonton anime, demen main DoTA (bahkan Night Warrior sampai ada tim DoTA-nya. Gue ikut sih, tapi role gue cuman jadi feeder, yang paling banyak matinya), suka LoveLive, bahkan ada yang wota juga. Yah gak jauh-jauh dah bahasannya idol group lagi. Hidup gue kok gini-gini amat yak.


Yaa, namanya juga grup mendukung seseorang, biasanya sih ada yang jadi Pejuang Waro, alias fans yang fakir waro, yang gak diwaro sehari galaunya bisa kayak diselingkuhin sama pacarnya padahal dia belum punya pacar. Misalnya, abis direspon sama artis (entah idol apa kagak), atau foto bareng, atau dapet kontaknya. Biasanya sih langsung dipamerin di grup, seolah-olah berkoar :
Gila, gue skyf*ckingman, diwaro idola, mau apa lo hah!?

Terus biasanya pada bilang keren, ada yang ngiri juga. Biasanya yang pamer ini langsung memamerkan hal lainnya, yang lebih wow. Atau malah ada yang kepancing sehingga orang lain yang diem aja langsung pamer hal yang lebih wow dari dia, sehingga orang yang sok pamer sebelumnya langsung ciut dan diam.

Sebagai orang yang pernah berkutat di dunia idol, gue sih biasa aja, karena gue hanya orang biasa yang gak tau kapan diwaro idol. Toh misalkan di-waro-pun gue sedikit, salah satunya palingan ya hanya segini, atau kalo mau nyari yang lain sih coba aja cari di sini. Toh apa yang harus diirikan dari gue yang pernah diwaronya seuprit :(

Untungnya di grup Pejuang Malam, belum ada yang kayak begini. Sebagai jomblo yang jarang diwaro, baik diwaro idol maupun diwaro pacar (jangankan pacar, gebetan aja gak punya, namanya juga jomblo), gue merasa tenang.


Awalnya sih nonton Chika di fame itu biasa aja, menghibur, acaranya menarik, penontonnya juga menarik (karena ada obyek yang bisa dibully hingga nangis belatung), tetapi setelah 3 bulan lebih gue ngikutin beam Chika, terutama saat Chika nyanyi di kanal dia, sempat terpikir di benak gue :
Kok lama-lama dia (Chika) ini mirip mantan gue ya...

Dalam hal tertentu, Chika mirip mantan gue sebelum-sebelumnya (anjas pake sebelum-sebelumnya, kayak punya mantan banyak aja lu, Le). Yang jelas sih persamaan dia dengan mantan-mantan gue sih, sama-sama cewek. Gue masih normal, masih mencari pasangan masa depan yang berbeda jenis kelamin, demi melanjutkan keturunan di masa depan yang lebih baik.

Yang mirip sih, sama-sama rambut pendek. Entah kenapa, bagi gue cewek rambut pendek itu cakep. Short hair girl FTW. Selain itu sama-sama suka Jepang, cuman kayaknya Chika gak ngikutin idol group sih, jadi kalo masalah suka Jepangnya, parahan mantan gue.

Dan yang bikin gue sering teringat mantan adalah, Chika kadang suka nyanyiin lagu yang pernah gue jadikan lagu pendekatan (lagu mesra(?)) ke mantan gue, yang notabene tentu aja gue langsung auto-connect ke kenangan manis pahit bersama mantan gue. Kayaknya sih kebetulan, tapi yang Chika nyanyiin hampir 80% lagu yang pernah gue dengerin bersama mantan gue. Seenggaknya sih paling kepikiran mantannya cuman 1 hari doang sih, selanjutnya juga udah lupa lagi. Untung udah lama kejadiannya, jadi gampang move on.

Tapi....
Apakah gue bisa jadi pejuang cinta untuk Chika? 

Di antara semua anggota Pejuang Malam, ada yang memikirkan hal ini, yang benar-benar mengharapkan Chika sebagai partner hidupnya, bahkan rela menempuh ratusan kilometer hanya untuk bertemu Chika, sang ratu di hatinya. Salut sih, tapi gila juga. Yah namanya juga kangen, tidak pandang bulu, tidak pandang jarak, tidak pandang isi dompet, ada kesempatan, hajar, demi bertemu, untuk melepas rasa ingin bertemu dengan dirinya.

Gue pun juga kadang suka bertanya kepada diri gue sendiri. Apakah gue bisa jadi pejuang cinta untuk calon istri gue? Apakah gue bisa membayar apa yang pacar gue butuhkan walau hanya sedikit? Jangankan calon istri, gebetan aja belom ada.

Maklum, anak mesin, satu kelas cowok semua, gak ada ceweknya. Sedih. Gila.

Sampai saat ini, gue masih belom dekat sama cewek. Entahlah, mungkin karena gue belom tertarik sama cewek di kota ini, masih terseret sama cewek yang dulu di daerah rumah gue sebelumnya. Lambat laun mungkin nanti gue akan tertarik sama cewek disekitar sini, sekalian belajar budaya pacaran disini, kali aja budaya pacarannya beda dengan di daerah gue sebelumnya.


Semoga aja, semakin banyak yang men-support Chika, Pejuang Malam semakin banyak, semakin seru, dan semakin gokil, Pejuang Waro semakin rendah hati sehingga gak bikin Pejuang Malam yang baru gabung langsung iri, dan gue bisa jadi Pejuang Cinta di hatinya Chika, karena apalah arti di-followback kalau tidak di-loveback oleh Chika. Halah.



Salam Pejuang Chika, eh Pejuang Cinta yang jarang diwaro di malam hari

@leonardixb



*) Ladur : lelaki durhaka. Lelaki yang suka lebih dari satu cewek, alias tukang selingkuh. 

Selasa, 26 April 2016

Meet and Greet (plus Nostalgia)

Sepertinya gue udah lama banget gak bahas idol group lokal secara normal. Beberapa postingan terakhir gue ngebahas JKT48 hanya sedikit, malah sempat menyindir dalam makna yang cukup negatif karena kebosanan saya akan grup tersebut.

Tapi untuk postingan kali ini, biarlah gue membuka segel gue dulu, satu hari aja, lebih tepatnya hari Minggu, 24 April 2016.

Alias : Gue ikut Meet and Greet Mahagita JKT48 di Jogja.


..... ANJIR LE GUA KIRA LU UDAH TOBAT DARI TEMPAT PENYEMBAHAN KAKAK-KAKAK DAN DEDEK-DEDEK LUTCHU ITU FAK.

Kan udah gue bilang, gue mau buka segel gue sehari aja, biar alter ego gue yang denial tapi maniak ini bisa bebas sehari.


Marilah melanjutkan postingan jurnal ngidol gue yang (gak sengaja) kembali menjadi maniak lagi.


Kali ini gue udah gak jadi alonewalker seperti beberapa postingan ngidol gue sebelumnya. Gue berangkat dari Oslo Solo bersama Faiz. Faiz siapa sih? Dia adalah orang Bogor, yang kuliah di Oslo Solo, temen main DoTA juga, sekaligus iblis penyeret gue yang (mau gak mau) ngikutin JKT48 lagi. Oshimen dia adalah Veranda. Iya, Veranda, yang duet sama Mas Jiro buat masuk lagu Request Hour JKT48 tapi gagal karena Veranda terlalu mesra bersama Mas Jiro dan Faiz iri hingga detik ini.

Gue berangkat menggunakan motor, menuju sebuah mall di pusat kota Jakarta Jogjakarta, dan berada di lantai empat dasar. Maaf, gue bahas Jogja City Mall, bukan FX Sudirman.

Di Jogja City Mall, gue dan Faiz bertemu dengan temannya Faiz juga yang sama-sama maniak tetapi lebih maniak Faiz sih (gue mah apa atuh, hanya fans butiran elektron yang enggak tau pernah diwaro idol apa enggak). Temannya Faiz bernama Agung. Agung merupakan salah satu korban dari Faiz juga. Oshimennya Agung adalah Sofia, tapi udah graduate kemarin. Gue, sebagai penggemar 48 family yang oshimennya sudah graduate sebanyak 6 (JKT48 : 4 + 1 (1 gak lolos final audition), AKB48 : 1), gue biasa aja melihat anggota JKT48 keluar,

Agung rencananya mau 2shot bareng member, sayangnya tiketnya sudah habis (dan untungnya gue pernah 2shot), alhasil dia pulang tanpa membawa apa-apa kecuali baju, celana, dan tas yang dia bawa dari rumah.

Gue dan Faiz, mengantri buat Direct Selling. Dari DS ini, akan menentukan gue ikut Meet and Greet atau enggak.

Oh iya, gue belum menjelaskan kenapa gue mau ikut MnG walaupun gue gak punya oshimen :

1. Line-up Member : Shania, Veranda, Nabilah, Viny, Shani, Desy. Member JKT48 yang ikut MnG merupakan member yang bisa dibilang "wah", karena mereka sudah cukup dikenal dikalangan fans awam, seperti saya.
2. Kebanyakan Tim J : Sepanjang sejarah karir gue ngidol sih, gue lebih tertarik sama Tim J, maka dari itu gue pengen melihat perkembangan mereka saat ini, dan kebetulan mayoritas member yang datang kali ini Tim J.
3. Penasaran : Hampir mirip sama alasan kedua, cuman ini lebih ke penasaran bagaimana member men-service fans-fansnya, baik yang baru maupun yang lama.
4a. Ada Shania : Ini yang terpenting. Gue sih gak oshi-in dia. Tetapi, karena dia melakukan hal INI, dan INI (alias over waro kayaknya), gue enggak bisa tinggal diam. Kali ini gue pengen bikin surprise aja, kalo gue masih ngikutin mereka.
4b. Respon Shania : Karena dia yang melakukan hal ini ke gue, gue penasaran kira-kira dia inget gue apa enggak ya.
5. Dibayarin Faiz : Ini yang terpenting kedua. Harga tiket MnG sebesar 350 ribu rupiah, Faiz mau bayarin 150 ribu. Kapan lagi gue bisa cukup hemat?


Gue dan Faiz mengantri DS, dan gue masuk duluan. Gue sengaja menghampiri Shania, untuk mengetahui kira-kira respon dia saat ketemu gue kayak apa ya.

Dia mengambil CD Mahagita, melihat gue, lalu kaget dan menyebut kata "kunci"-nya

Eh, (Admin) Laskar HI. Kemana aja? Kok bisa disini? Kenapa gak keliatan lagi di theater?
Kata singkat pertama gue yang terlintas di pikiran gue : wew.

Kata panjangnya (kasar) ; ******* *** **** *** ***** ***** *** *** (harus disensor, biar lolos dari KPI)

Kata panjangnya (halus) : wah, dia masih inget gue tanpa perlu gue pancing.


Gue bilang ke dia kalau gue kuliah di Jawa Tengah. Gue juga bilang gue kangen theateran juga ngeliatin Tim J, dan gue bilang bulan Juli gue mungkin theateran.

Setelah DS, gue melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang mendapat waro dari idol : sumringah.

Karena dia melakukan hal ITU (nyebut-nyebut Laskar HI, yang notabene seperti yang dilakukan hal ini), gue membulatan tekad gue untuk MnG.

Dan ini pertama kalinya gue ikut Meet and Greet JKT48 sebagai fans jauh, (fans far, kalo kata orang sini, sih).

Gue sama Faiz datang ke MnG, yang dimulai jam 8 malam (padahal jadwalnya setengah 8 malam, molor, sudah biasa).

Di MnG, fans dan member bisa berinteraksi melalui tanya jawab, dan ada permainannya juga. Seru sih, karena bisa lebih dekat dengan member juga, seperti motto mereka "Idol You Can Meet (of course with money, *****)". dengan dana 350 ribu rupiah (dikurang 150 ribu oleh Faiz), sangat worth it lah.

Mending langsung saat ke permainannya.

Faiz dipanggil duluan saat game, dan dia ikut game "Tebak Kata". Games tersebut dimainkan oleh 6 fans, dan 2 fans yang menang akan bermain berpasangan dengan member yang dipilih oleh fans tersebut. Celakanya, Faiz menang hingga 2 besar. Alhasil Faiz bermain bersama member, yang tentu saja dia memilih Veranda. Gue jamin pas dia lagi main Faiz menahan ke-sumringah-an-nya.

Gue, karena gue bawa sial kalo ngidol, gue dipanggil urutan terakhir saat games. Agak kocak sih, berasa spesial gitu, kayak manusia langit yang dipanggil terakhir untuk menunjukannya keangkuhannya.....

Eh, maap, keceplosan.

Gue dipanggil terakhir, dan bermain game "Jujur atau Bohong". Ada 6 peserta, dan masing-masing peserta memilih salah satu member. Member tersebut memberikan pernyataan, dan kami dikasih kesempatan 30 detik untuk bertanya, kemudian menjawab apakah pernyataan tersebut Jujur atau Bohong.

Karena alasan ke-4a gue, gue memilih Shania, dan pernyataan dia ke gue selalu tentang sekolah SMP dia, karena suatu alasan yang gue tau dan dia pun tau juga :)

Ya, gak gitu juga sih Ju, walaupun kenal juga gue gak sampe ngerti seluk-beluk kegiatan lu pas sekolah....

Gue kalah di putaran kedua sih dalam game ini, tapi ada hal yang bikin gue senang. Dia keceplosan nyebut nama gue, padahal pada game tersebut tidak ada peserta yang memperkenalkan diri.

Biasa aja sih.

(dalam hati : aing super skyman (manusia langit) anjir ape lo hah)


Lalu setelah MnG semua peserta mendapatkan hadiah, bingkisan, dan sumringah karena disenyumin sama member terus-terusan.

Termasuk gue dan Faiz, pulang ke Oslo Solo sambil sumringah.



Ya, gue juga gak tau sih kenapa Shania masih inget gue, yang udah gak pernah nonton theater Tim J. Terakhir nonton malah pas theater terakhir Stella malah, yang udah lama banget, dan susah buat mengingat orang yang sudah enggak ketemu selama 2 tahun lebih. Kenyataannya, enggak. Member-member JKT48 masih mengingat siapa yang men-support mereka dari awal mereka berkarir (baik generasi 1, 2, 3, 4, dst), asalkan support tulus aja, dikasih respon (a.k.a waro) mah anggap aja bonus. Kecuali kalau memang fakir waro sih, yang niat ngemis-ngemis minta waro idol hingga rela mempermalukan dirinya, asalkan dia diwaro dan berasa skyman. Mungkin pemikiran dia dengan gue berbeda.

Gue merasa bangga sebagai orang yang pernah men-support mereka dari awal, walau sempet bosan karena posisi center setiap lagu mereka si itu lagi itu lagi sih. Tapi gue masih diinget. Sampai detik ini gue bangga (dan sumringah).

Tapi kalo waro berlebihan sih, lama-lama bosen juga. (dalam hati : waro gue lagi jir biar makin kayak manusia langit)

Gue berasa nostalgia saat bertemu Shania. Gue keinget saat gue masih jadi maniak, dan saat gue dan teman-teman se-perumahan gue ngidol, hingga mereka diwaro semua. Gue jadi kangen teman-teman komplek perumahan gue. Kabar mereka sekarang gimana ya... Gue pengen ajak mereka theateran lagi.


Gue masih sumringah sampai detik ini. Tolonglah, Shan :')

Semoga Faiz sering-sering ngebayarin gue deh, dan tentu saja semoga JKT48 sukses kedepannya, dan semoga Shania bisa ...... gak jadi deh, kapan-kapan aja. HAHAHAHA


Salam Sumringah

@leonardixb

Minggu, 03 April 2016

Maki, Mantan, dan Map Kenangan

Sesuai postingan gue 2 minggu 1 hari yang lalu, gue akan menlanjutkan postingan gue yang sempat terpotong karena ada yang minta ngebahas JKT48.

Kok 2 minggu? Kenapa gak 1 minggu aja? Gue lagi sibuk sama kuliah teori gue, yang tugasnya lumayan banyak, alhasil blog gue kesampingan, toh kuliah gue juga lebih menjamin gue untuk masa depan gue agar lebih cerah dan siapa tau ada cewek yang tertarik sama gue karena gue rajin sehingga gue terlihat pintar. Ngarep Le. Peduli *****, semua tujuan itu berawal dari mimpi. Untuk membuat suatu tujuan, lu harus bermimpi dahulu, nanti mau kayak apa, kira-kira bagaimana, nanti di akhir mimpi lu bakal menemukan tujuan yang lu inginkan. Mimpinya mau gak masuk akal juga gapapa, toh yang penting udah punya tujuan untuk masa depan, daripada gak punya tujuan hidup malah kehidupannya jadi tidak terarah.

Tumben lu bijak Le. Iya dong, kan biar terlihat pintar sama cewek-cewek yang mungkin baca blog gue.

Kenapa gak lebih dari 2 minggu aja, sebulan sekalian? Nah ini permasalahannya. Besok (Senin, 3 April 2016) gue masuk kuliah praktek, dan kuliah gue masuk shift malem, yaitu jam 2 siang - 10 malem. Gue, sebagai orang yang sering kedatangan ide di malam hari, gak mungkin membuat postingan blog disaat gue menggergaji benda yang diminta oleh instruktur di kampus gue. Alhasil, gue putuskan hari ini saja, daripada molor terus. Lagipula, selain Senin - Jumat gue masuk jam 2 siang - 10 malem, hari Sabtu gue juga ada lembur wajib di kampus gue. Ini gue kuliah apa jadi kuli yak... Ah, gapapa, biar gue terlihat rajin, siapa tau cewek-cewek tertarik sama gue.

Ngenes banget Le ngomongin "biar tertarik sama cewek-cewek" terus, kayak gak pernah diperhatiin cewek lain aja. Lah memang :)), udah gue tulis di postingan gue disini.


Mari lanjutkan postingan gue yang openingnya aja udah ngenes dan nista begini.

Setelah gue dipaksa sama teman-teman gue untuk membeli nendoroid Nishikino Maki dari anime Love Live, gue mulai terbiasa dengan kehadiran "mainan" ini. Lagipula, 2 hari lalu (1 April 2016) adalah konser Final Love Live, alias konser terakhir dari para pengisi suara dari anime tersebut. Iya, di-konser-in. Yang nonton gak kalah sama wota-wota idol group lokalan. Ada yang kecha, wotagei, bahkan saat encore udah ada yang nangis, hingga saat lagu encore ada yang tangan kanannya diletakan di dada layaknya sedang mendengar lagu kebangsaan dikumandangkan. Untung gue udah di Oslo Solo. Kalo gue masih tinggal di Bekasi sih, gue udah nonton konsernya juga kali, bahkan mungkin udah ikut nangis juga. Tapi, biarlah air mata gue terakhir gue titihkan di tempat umum saat gue menonton show theater JKT48 terakhir dari Stella Cornelia.

Maki-chan kawaii? Kakikukeko yoku dekimashita~

Nishikino Maki, adalah salah satu karakter Love Live yang sifatnya cuek, tapi kalo sekalinya sayang sama orang, sayang banget, atau bahasa weeabo-nya tsundere.

Gue jadi teringat mantan gue.

Mantan lagi Le ah ilah.

Tolonglah, biarlah kepribadian gue yang suka galau ini ngepost tentang mantan sekali aja. Gue udah lama menyegel kepribadian gue yang hobi galau ini, mungkin butuh dilampiaskan juga

Orangnya cuek, tapi ngangenin. Itu yang terlintas dipikiran gue, tentang seseorang yang pernah menemani hidup gue. Memang orangnya tidak sesempurna Maki. Maki bisa membuat aransemen lagu yang enak di dengar. Mantan gue, jangankan membuat aransemen, tangga nada aja enggak tau. Tapi dia membuat gue terhanyut dengan pepatah-pepatah dan kalimat-kalimat romantis, dan malah membuat hati gue cukup tenang.

Kenangannya sih memang sudah lama, kira-kira udah lebih dari 2 tahun lalu. Loh kok masih diinget Le? Nah...

Karena Maki, gue jadi keinget dia. Alasan yang aneh, kok bisa mahluk 2D yang tidak nyata bisa mengingatkan sama seseorang manusia 3D, bahkan mantan. Ya karena sifatnya yang mirip, membuat gue teringat. Terus lu bakal galau lagi Le? Gue sekarang mah galau fleksibel, kalau mau galau ya galau aja, enggak yaudah. Toh masa lalu juga, jadi pelajaran untuk kedepannya aja.

Selain Maki, gue juga menemukan "kado" pertama gue ketika gue masih jadian. Kadonya hanya sebuah kertas corat coret gak jelas sih, tapi mengandung makna yang baik...... pada saat gue jadian dulu. Kertasnya tentang pepatah-pepatah yang (ternyata) bisa menenangkan gue disaat gue lagi emosi, seperti saat postingan ini ditulis, internet gue (Speedy ; Telkom) mati total, seharian. Marah, iya. Koneksi yang memang terkenal hancur dan sampah sih. Tapi baru adanya provider ini di kota ini, mau gimana lagi ._.


Who needs songs if quotes can cheer you up

Kertasnya gue temukan di map gue. Mungkin kalian akan bilang "Kok lu goblok banget Le, barang mantan aja masih disimpen, kapan move on?" Memang cara move on harus menghilangkan barang kenangan? Mungkin sebagian orang iya, tapi gue termasuk yang tidak. Malah gue jadi semangat untuk melakukan hal yang lebih baik lagi untuk orang lain, agar orang lain juga ikut senang. Biarlah kenangan-kenangan berwarna di masa lalu terkenang, agar bisa dilakukan lagi dikemudian hari bersama orang lain, agar bisa hidup berwarna bersama orang tersebut, atau bahkan bisa lebih berwarna lagi dari yang sebelumnya. Lagipula quote-nya bagus kok, bisa jadi inspirasi di kemudian hari (?).

Selain itu sih, gue juga udah dipesenin sama mantan gue biar kertasnya gak dibuang -__-

Kertasnya disuruh disimpen. Ya mau gimana lagi :))

Loyal kan gue? Hahahaha.....

Saking loyalnya kertasnya tersimpan di sebuah map, yang ternyata map tersebut menjadi Map yang penuh Kenangan. 

Ya, semoga kedepannya hidup gue bisa lebih berwarna bersama orang lain, dan bisa membuat orang di sekitar gue senang karena gue.


Salam Kakikukeko

@leonardixb