Jumat, 29 Juli 2016

Dating Go, eh?

Tumben gue ngeblog dalam waktu 1 bulan 2 postingan, postingan ini dan postingan terakhir. Gue juga gak tau kenapa kok gue jadi agak rajin ngeblog di bulan ini. Gapapa sih, yang penting masih ada yang minat untuk membaca postingan gue.

Sebelum ke postingan, gue mengucapkan selamat untuk diri gue sendiri dan teman-teman kuliah gue yang naik ke semester berikutnya. Semoga kedepannya bisa sukses bersama, tetep solid, dan gue cepet-cepet dapet jodoh yaowoh bisa meraih masa depan yang diinginkan.

Oke balik ke postingan inti gue.

Kali ini gue membahas tentang game yang lagi digandrungi oleh manusia-manusia kekinian pada tahun ini : Pokemon Go.

Enggak, gue gak bakal bahas tentang tutorial cara bermainnya, seperti cara melempar pokeball, cara mengambil pokestop, cara mencari pokemon, cara mencari lure module, cara mencari egg,  cara mencari pacar, cara mencari pasangan masa depan, cara mencari calon penerus keturu..... eh kok jadi nyasar gini bahasannya!? Get well soon, Le. Maklum, 2 tahun kuliah di permesinan, susah cari cewek. Sedih. Gila.

Untuk pembahasan tutorial ringkas dan lengkap ada di blog nyankent. Loh, tumben promosi postingan orang lain. Kebetulan sih gue juga ngebantuin sedikit di postingan tersebut, jadi ya gue promosiin juga sekalian, toh petunjuk di blog tersebut juga ringkas, menarik, enak dibaca, rapi, menghibur, lucu, dan ngangenin, kayak Chika... Chika siapa, Le? Baca postingan gue yang terakhir.

... Sumpah Le, gak sehat.

Lagipula hingga postingan ini dibuat, karakter Pokemon Go gue masih cupu kok.

Masih level 22, gue maen dari awal rilis, sedangkan temen-temen gue yang maennya setelah gue udah ada yang level 28, bahkan temen gue 8 jam udah level 20. Bot-user Pokemon Go memang ******.



Balik ke topik awal.

Memang benar, Pokemon Go mengubah gaya hidup manusia, khususnya bagi orang yang suka mendekam di rumah tanpa bersosialisasi, menjadi keluar rumah mencari pokemon dan akhirnya mereka bisa bersosialisasi. Game ini memang bagus sih, walaupun kadang malah pemainnya yang malah mengganggu keamanan lalu lintas. Jelas, yang salah penggunanya, bukan permainannya. Gue juga menyukai game ini, karena akhirnya gue termotivasi untuk jogging di pagi hari dan jalan-jalan di sore hari.

Rutinitas gue memang sedikit berubah sih. Gue yang biasanya di dalam rumah, duduk sambil bermain di depan monitor komputer, berunah menjadi ke luar rumah, jalan sambil bermain di depan layar handphone. Sungguh perubahan yang signifikan bagi gue.

Gue juga senang menangkap Pokemon, karena gue suka mengoleksinya, walaupun saat ini baru mencapai Pokemon generasi 1. Koleksi pokemon gue memang terbilang sedikit sih...

Temen gue malah udah ada yang hampir komplit. Fake GPS, mungkin.


Setiap gue bertemu pokemon, gue menangkapnya, bertujuan agar menyicil exp gue agar cepet naik levelnya. Sejak level 20, karakter akan  sulit naik level karena kebutuhan exp yang banyak. Jadi, semakin tinggi level lu, semakin sabar lah :))

Tapi, ya namanya juga manusia, pasti pikirannya suka aneh-aneh. Contohnya gue. Saat menangkap pokemon, gue kadang suka berpikir, kapan gue bisa menangkap jodoh gue.

.... Mulai deh gak sehat Le...

Gue suka membayangkan, kapan ya....

Saat bertemu pokemon, gue melempar pokeball gue, dan gue mendapatkan pokemon tersebut. Dan saat itu ternyata di depan gue juga ada cewek yang juga mendapatkan pokemon. Kami berkenalan, berinteraksi, bertukar pikiran, punya rasa, dan akhirnya gue mendapatkan dia.

.... gak sehat.

Karena pemikiran gak sehat tersebut, muncul ide yang makin gak sehat juga. Gue berpikir bagaimana kalau game ini juga dibuat versi Go-nya.

Dating Simulation ala Idol 48 Family. AKB 1/149 !

Gue gak habis pikir. Gue lagi berjalan di trotoar, tiba-tiba hape gue bergetar, dan muncul Mariko di layar hape gue, minta ditangkep. Gue lempar sesuatu (bunga, surat, gombal, apalah) ke dia. Kalau dapet, dia langsung jadian sama gue.
....
....
....
....
....
....
....
....
 NGENES BANGET ANJIR YAOWOH POSTINGAN GUA.

Maklum, abis lulus semester 4, status masih independen, jadinya begini deh.


Prinsip mendapatkan cewek sama seperti mendapatkan pokemon. Semakin tinggi CP pokemon, semakin sulit didapatkan. Begitupun juga cewek. Semakin tinggi statusnya (kaya, pintar, terkenal, dsb), semakin sulit didapatkan.

Begitupun gue, jika ingin mendapatkan pokemon ini...

Chika... Chikachu. Btw, jaketnya luchu, apalagi yang punya jaketnya, lebih luchu.
Alhasil jadinya (luchu)2.

Gue jadi penasaran mantan gue kalo pake jaket Pikachu cocok gak ya... Enggak kayaknya, soalnya dia udah punya cowok lain. Jadinya ya bodo amat.

Mungkin kedepannya gue berharap ada aplikasi mirip Pokemon Go tetapi untuk mencari jodoh, seperti Dating Go, mungkin? Lu cukup berjalan di trotoar, ketika ketemu lawan jenis yang menggunakan aplikasi tersebut, hape lu bergetar, lu liat profilnya. Jika dia setipe sama lu, bisa diajak kenalan, dan mungkin jadian. Aplikasi ini bisa mengurangi populasi jomblongenes gembelnista alonewalker.

Tumben Leon mikirnya bisa sejauh ini. Iya, sama-sama.

Sekian postingan gue yang agak ngawur kali ini. Semoga kedepannya para pembaca (dan gue) bisa sukses dan mencapai apa yang diinginkan di masa depan. Amin.

Bonus foto.

PLTC. Pembangkit Listrik Tenaga Chikachu.



... Get Well Soon, Le.


Salam PLTC

@leonardixb

2 komentar buat posting ini: