Hari ini adalah hari ketika gue sedang sekarat. Kenapa? Karena ada tugas bahasa Indonesia gue.
Sebenarnya tugas ini dibuat dari 2 minggu yang lalu. Tugasnya cuma bikin narasi doang terus dikumpulin. Gue membuat narasi tentang isi hati dan kemelut hidup kegalauan gue. Gue buat dalam waktu 10 menit (tentu aja penuh dengan tip-ex), lalu dikumpul. Segitu doang
Lah kok sekaratnya sekarang? Karena NARASI GUE DIBACAIN DI KELAS
Panik tingkat ujian IELTS
Ini semua karena teman gue yang ingin kegalauan hina dibacain di depan kelas dan guru - guru. Nama anak laknat ini adalah Marco. Ya kalo kalian pernah main Metal Slug di PS 1 pasti tau ada karakter bernama Marco, yang mukanya rada sangar dan berkacamata. Tapi kalo temen gue yang bernama Marco, mukanya kayak om - om bejat yang pengangguran.
Nah, Marco menyuruh temen gue bernama Danesa, membacakan narasi ini, sekaligus memprovokatori guru gue agar narasi gue dibacakan dengan berteriak
NARASINYA LEON DIBACAIN DONG BUU
Gue gak mau.
Setelah diperdebatkan, ternyata suara gue kalah telak. 33 lawan 1. Gue mampus berat. Alhasil narasi gue dibacakan. Demit
Isi narasinya seperti ini :
Malam hari aku berbaring di atas lantai, melihat bintang - bintang bertaburan di langit gelap dan bulan yang memantulkan sinar matahari yang tertidur.
Aku berandai - andai, suatu saat aku akan mendapatkan dia, wanita yang aku cintai. Lalu aku membayangkan, aku dan dia menuju ke sebuah taman hiburan bersama -sama sambil bergandengan tangan melihat cahaya gemerlap lampu di malam hari, seolah - olah taman hiburan tersebut hanya milik kita berdua.
Setelah berkeliling taman hiburan tersebut, kami menuju ke wahana bianglala. Tempat duduk yang kita naiki terangkat menuju puncak bianglala. Kami saling bercanda tawa saat itu. Ketika sampai di puncak bianglala, kami pun saling memandang, seakan - akan aku melihat pelangi di bola matanya. Lalu bianglala tersebut kembali ke bawah, dan kami pulang bersama menuju rumah kami masing - masing.
Sayangnya itu hanya ada di dalam pikiranku, hanya memikirkan dia seorang, seperti bidadari yang turun dari langit, menemaniku.
Danesa membacakannya dengan sungguh - sungguh, seolah - olah itu punya dia. Gue pun makin ngumpetin kepala gue di kolong meja.
Setelah dibacakan, respon teman - teman gue cuma bilang "EAAAA". Sungguh malu - maluin.
Tetapi gue melihat dia (kali ini dia beneran, yang cewek, bukan yang cowok). Dia tepuk tangan setelah narasi hina gue dibacakan. Apakah ini bertanda sesuatu akan datang? Mujizat atau Musibah?
Gue langsung merenung, kalau gue jadian sama dia, dia cuma ada 2 pilihan : bangga karena gue merayu dia, atau malu karena punya cowok yang malu - maluin.
Gue cuma bisa diam merenung narasi hina gue tersebut.
0 komentar buat posting ini:
Posting Komentar